Kalian tahu nggak sih? di pertengahan juli 2020, pak Sandiaga Uno dapet uang 32 miliar hanya dari dividen sahamnya di Saratoga. Lumayan ya? 1 lagi nih, di bulan mei, masih di tahun yang sama tahun 2020, pak kalian Kheng Hong dapet dividen 16,4 miliar dari kepemilikan sahamnya di Petrosea. Mantep ya? Dividen nya aja setara sama uang yang dikorupsi mentri sosial kita baru-baru ini. Tapi ngomong-ngomong, ketika dapet informasi kayak begitu, si A dapet dividen, si B dapet dividen juga, saya mau nanya, kalian sendiri tahu nggak apa itu dividen? Bulan apa ya dapetnya? dan saham apa aja sih yang bagi-bagi dividen?
Dalam Artikel ini Blogtekno akan jelasin apa itu dividen, terus istilah-istilah yang berhubungan dengan
dividen, dan yang terakhir saya akan
coba list saham-saham mana aja yang
rutin ngasih dividen tiap tahun. Karena
nggak semua bagi dividen, dan nggak
semua saham yang ngasih dividen itu rutin ngasihnya. Selain dari capital gain atau selisih harga
beli dan jual saham, kita bisa dapet
keuntungan dari yang namanya dividen.
Untuk jelasin apa itu
dividen, saya akan memberikan sedikit ilustrasi. Misalnya ada perusahaan seblak, seblak A
namanya. Seblak A itu dipecah menjadi 10
lembar saham, yang mewakili kepemilikan
dari bisnis seblak tersebut. Kalian misalnya punya 2 lembar saham seblak A
tadi, yang berarti kalian punya 20 persen kepemilikan saham di
perusahaan tersebut. Setelah setahun
berjualan, ternyata bisnis seblak A
untung bersih 10 juta rupiah. Berarti, kalian sebagai pemegang 20 persen kepemilikan
sahamnya, berhak atas 20 persen dari
keuntungan tersebut. Yang berarti, 20
persen dari 10 juta adalah 2 juta rupiah.
Singkatnya, itu adalah dividen.
Kenapa singkatnya? Karena ada istilah selanjutnya, yaitu Dividen
Payout Ratio. kalian jangan bingung dulu mentang-mentang ini
adalah istilah bahasa inggris, bukan
berarti kita nggak bisa ngerti. okay? Jadi kan tadi untung 10 juta rupiah dalam 1
tahun. Kalau mau gampang, bagi aja
langsung keuntungan tersebut kepada
seluruh pemegang saham si seblak A. Udah,
selesai nggak pakai ribet. Kalau kalian punya 1 lembar kalian dapet 1 juta, kalau 2 lembar ya 2 juta. dan seterusnya. Tapi dalam dunia nyatanya, sebuah perusahaan itu membutuhkan uang untuk
bisa berkembang. Iya dong? Kalau 10 juta tadi dibagiin semuanya ke
pemegang saham, nanti bisnisnya stagnan,
gimana? Atau justru turun? Dalam bisnis seblak A ini, supaya bisnisnya berkembang, sebagian uang tadi bisa digunakan untuk
nambah modal.
Misalnya, untuk membeli gerobak seblaknya,
biar jadi ada 2 gerobaknya. Atau nambah
tempat duduk dan mangkoknya. Jadi nanti
yang beli akan bisa lebih banyak lagi karena
kursi dan mangkoknya tersedia lebih banyak.
Dan lain-lain. Tujuannya apa? tujuan membeli barang-barang modal tersebut,
adalah tidak lain tidak bukan, supaya
tahun depan kalau bisa nambah lagi nih si penjualannya. Yang ujungnya harapannya adalah, untung
bersihnya nambah juga, lebih daripada
tahun 2019 ini. Atau misalnya nggak
dibeliin sesuatu, nggak dibeliin buat
nambah modal usaha. Uangnya bisa
disimpan oleh perusahaan sebagai dana cadangan
kalau-kalau bisnisnya ada gangguan.
Jadi nggak langsung bangkrut ketika bermasalah. Balik lagi ke Dividen Payout Ratio, 10 juta tadi, berarti pilihannya ada 2 nih
sekarang. 1, laba bersihnya dibagiin
semuanya ke pemegang saham, dan pilihan
kedua, laba bersihnya sebagian dikasih ke pemegang saham, sebagian lagi masuk ke kantong perusahaan.
Menentukannya kayak gimana? biasanya di awal tahun selanjutnya akan ada
rapat umum pemegang saham. Di sana akan
dikasih tahu sama pemimpin perusahaannya,
berapa persen masuk ke kantong pemegang saham, berapa persen ditahan untuk kepentingan
perusahaan. Misalnya 40 persen untuk
pemegang saham, 60 persen lagi berarti
disimpan di perusahaan tersebut. Yang
berarti, dividend payout ratio (rasio pembayaran dividen) 40 persen. Kalau dalam kasus bisnis seblak tadi, yang
untung bersihnya 10 juta, berarti akan
ada 4 juta yang dibagikan ke seluruh pemegang saham. Karena kalian punya 20 persen dari saham tersebut, berarti kalian berhak atas 20 persen dari 4 juta yang akan dibagikan ke pemegang saham tadi. Okay? Sampai
sini bisa dipahami? lanjut ya.
Saya akan jelasin istilah-istilah selanjutnya. Ketika lagi musim pembayaran dividen, suka banyak tuh artikel di koran lah, atau online lah, atau dimanapun, membahas tentang "Perusahaan X akan bagi dividen, catat tanggalnya!" Yang waktu kalian klik, isinya bikin kalian bingung. Cara bacanya gimana ini? Biasanya orang itu pada bingung karena ada 4 istilah ini dalam artikel ini
Naha sekarang kita akan kembali urai apa sih istilah istilah itu, sebelumnya sok seruput kopinya dulu.
Apa itu Cum date ?
Cum date, yang kepanjangannya adalah cumulative date, adalah hari terakhir dimana, kalau kalian beli saham Saratoga atau SRTG di tanggal 25 juni, berarti nama kalian nanti akan tercatat sebagai pemegang saham yang berhak untuk dapat dividen atau bagi hasil dari bisnis yang Saratoga lakukan dalam 1 tahun kemarin, tahun 2019. Kalau kalian beli besoknya, tanggal 26 atau 27 juni, masih dapet dividen atau nggak? jawabannya adalah, nggak. Karena cum date sendiri adalah hari terakhir kalian bisa dapet kesempatan dapet dividen itu. Kalau belinya sebelum tanggal 25 juni? misalnya bulan sebelumnya, apakah dapet dividen? Jawabannya adalah tergantung. Kalau kalian jual saham tersebut sebelum tanggal 25 selesai, nama kalian nggak akan tercatat dalam pemegang saham yang berhak dapet dividen. Tapi kalau misalnya kalian beli saham Saratoga sebelum tanggal cum date, dan kalian tetap tidak menjualnya sampai penutupan pasar tanggal 25 berakhir, nama kalian akan masuk ke dalam daftar penerima dividen.
Apa itu Ex date ?
Okay? Nah,
yang kedua ada ex date, atau kepanjangannya expired date. Apa itu?
itu adalah hari dimana mau kalian
beli sahamnya tanggal segitu, kalian nggak akan masuk ke dalam daftar
pemegang saham yang akan dapet dividen. Kan kesempatan terakhirnya ada di tanggal cum
date, ya kan? Namanya aja expired date, berarti tawarannya udah expired, udah nggak
bisa. Tapi misalnya kalian sempat beli di tanggal 25 dan menahan saham Saratoga sampai tanggal 25
berakhir, kalian mau jual sahamnya di hari ex date, itu
bisa. Dan kalian tetap jadi penerima dividen walaupun kalian udah jual sahamnya di hari ex date.
Gimana? ngerti nggak? Karena apa? karena kalian udah beli sahamnya dan kalian nggak menjual sahamnya sampai tanggal
cum date selesai. Jadinya kalian tetap berhak dapet dividen dari saham
tersebut. Simpel. Emang agak muter-muter, tapi menurut saya
mudah dipahami.
Mungkin yang nanti bikin kalian bingung adalah, ada tulisan cum date pasar reguler, pasar negosiasi, pasar tunai. Sebenarnya ini mah gampang. Intinya, kalau kita sebagai pembeli saham yang lewat aplikasi sekuritas, itu disebut sebagai pasar reguler. Pasar biasa-biasa aja, lewat jual beli yang terjadi di pasar modal, di hari perdagangan. Untuk pasar negosiasi dan pasar tunai bisa kalian abaikan dulu. Fokus aja ke pasar reguler, karena kita umumnya belanja di sana.
Apa itu Recording date ?
Selanjutnya,
ada recording date. Ini mah tanggal yang
kalian sebagai pemegang saham nggak usah ngapa-ngapain. Tanggal ini adalah pemberitahuan kepada kita
semua bahwa nama-nama pemegang saham
yang berhak dapet dividen akan direcord
atau dicatat di tanggal ini oleh si perusahaan.
Apa itu payment date ?
Nah, selanjutnya ada payment
date, atau bisa juga ditulis sebagai
distribution date. Ini adalah hari yang
sama-sama kita tunggu, yaitu hari
pembayaran dividen tersebut, dengan
catatan, kalian punya sahamnya dan kalian nggak menjualnya sebelum hari cum date
selesai. Di kirim kemana uang si dividen
ini? dikirimnya ke rekening dana
investor masing-masing dari kita. Nanti
akan langsung masuk hari itu juga. Apa
itu rekening dana investor? kalian bisa cek sendiri, link nya ada di pojok
kanan atas.
Dividen yield apa lagi itu ?
Yang terakhir, ada istilah
namanya dividen yield. Misalnya ada
saham B mau bagi-bagi dividen, saat ini
harga sahamnya adalah 100 perak di pasar selembarnya. Kemudian datang pengumuman, di situ tertera bahwa, "saham B akan bagi-bagi dividen 5 perak
per lembarnya." Yang berarti, di
harga sekarang 100 perak, dividen yield nya adalah 5 persen. Udah deh, begitu doang. Saya rasa cukup ya, istilah-istilah mengenai
dividen nya. Next.
Nah, pertanyaan selanjutnya nih, saham apa aja yang rutin bagi-bagi dividen tiap tahunnya?
Ada banyak.
Contohnya ada saham seperti Bank BRI, Mandiri, BCA, BNI. Terus ada Unilever, Gudang Garam, Sampoerna,
Indofood, Telkom, Astra, dan lain-lain. Untuk list yang lebih lengkapnya lagi, kalian
bisa cari nih di website idx.co.id atau
cari aja di Google dengan kata kunci "IDX High Dividend 2020" Itu adalah index atau daftar 20 saham yang udah dipilih sama ahli-ahli di bursa
efek, yang mana rutin bagi dividen
seenggaknya dalam 3 tahun terakhir. Dan
yang dividen yield nya lumayan.
Apakah kalian baiknya langsung pilih aja ke 20 saham
itu? Ada baiknya, menurut saya, 20 saham
ini jadi titik pemberhentian pertama kalian untuk
melakukan riset sendiri lebih dalam ke masing-masing perusahaan. Cari perusahaan yang cocok dan yang sekiranya bisa kalian pahami dengan mudah.
Oke sekian dulu saya jelaskan
apa itu deviden dan kawan kawannya .. Semoga
setelah ini kalian jadi bisa baca
artikel mengenai dividen suatu saham dengan
lebih lancar lagi ya. Pesen saya tetep pantemgin
blog ini untuk terus update ilmu financial kalian.
0 comments:
Post a Comment